Minggu, 27 Oktober 2013

최민호 Si Pangeran Kodok

Diposting oleh Unknown di 08.13 2 komentar
Lelaki tampan satu ini terlahir 22 tahun yang lalu di Incheon Korea Selatan, tepatnya pada tanggal 09 Des 1991.

Awalnya lelaki tampan ini seperti anak lelaki kebanyakan, hingga suatu hari pihak agensinya, yaitu SM ent tertarik padanya dan memilihnya sebagai trainee, hingga akhirnya kini ia dikenal sebagai salah satu anggota boyband kondang di korea SHINee.

Aku gak bisa kasih banyak komentar atau ulasan tentang profil Minho, yang pasti aku tahunya dia itu cakep beudh ( alay dikit gapapa lah ya )

ngobrol-ngobrol si Minho ini lebih tua 1 tahun dari aku, jadi aku panggilnya dia "Oppa" aka kakak laki-laki ( beuh berasa aku kenal akrab aja sama abang Mino ini )






[Fanfiction] My Only One | Chapter 15

Diposting oleh Unknown di 07.58 3 komentar


My Only One
Chapter 15: Cinta itu bukan kamu
Author: Minli Minri

Jiyeon’s Pov

“Oh Tuhan, jadi Minho Oppa adalah ayah dari anak Sulli ? lalu apakah mereka pernah menikah, atau ?” gumamku dalam hati.
Hatiku terasa sakit, sangat sakit mengetahui kenyataan bahwa Minho Oppa adalah seorang ayah.

Aku tak tahu bagaimana ini semua dimulai, tapi aku menyukaimu Oppa, aku menyukaimu lebih dari apapun. Sekarang kau telah bertemu dengan seseorang di masa lalumu, kau bertemu dengan putrimu, aku takut, aku takut kau menjauh dariku. Aku tak siap kalau harus kehilanganmu Oppa.

Air mata perlahan turun dari mataku.

“Jiyeon.” Aku mendengar Suli menggumamkan namaku, Sulli dan Minho Oppa terlihat terkejut dengan keberadaanku.
Aku segera menghapus air mataku dan berlari menjauhi mereka, aku berlari dan terus berlari secepat yang aku bisa.

Aku masuk ke mobilku dan menjalankannya dengan kencang.

“Jiyeon-sshi…Jiyeon…..!” Aku mendengar Minho Oppa memanggilku dan aku melihatnya daro spion mobilku sedang berlari mengejar mobilku. Aku tak ingin mempedulikannya, aku semakin mempercepat laju mobilku.


Jiyeon memasuki rumah Minho dengan air mata yang masih jatuh dari matanya, manager Minho yang melihat Jiyeon seperti itu menjadi bingung sendiri.

“Jiyeon-sshi, kau kenapa ?” Tanya manager Minho

Jiyeon tak mengindahkan pertanyaan manager Minho, dia terus berjalan lurus dan penuh amarah menuju kamar Minho.

Jiyeon membuka laci di samping tempat tidur Minho, dan mengambil album photo milik Minho.

“Jadi ini semua jawabannya kenapa kau punya foto Sulli, Oppa ?” Kata Jiyeon sinis seolah sedang berbicara dengan Minho

-          Flashback –

“ Kau tunggulah di sini dulu Jiyeon-sshi, aku akan mandi terlebih dulu.” Kata Minho
“Ne, Oppa.” Jawab Jiyeon
Minho tersenyum pada Jiyeon kemudian pergi meninggalkan Jiyeon menuju kamar mandi.
Jiyeon melihat – lihat kamar Minho, dia bangun dari duduknya dan berjalan – jalan di sekekeliling kamar Minho.
“Kau sungguh rapi untuk seorang pria Oppa.” Kata Jiyeon yang mengagumi kamar Minho.

Jiyeon berjalan menuju meja kecil di dekat tempat tidur Minho, dia melihat foto Minho dalam figura putih yang ada di sana, dan dia mengambilnya.

“Kau begitu tampan.” Kata Jiyeon sambil memandangi foto Minho dengan tersenyum

Jiyeon meletakkan lagi figura foto Minho ke tempatnya semula.
Jiyeon membuka Laci meja tadi, dia melihat sebuah album foto klasik yang masih terlihat bagus.
Perlahan Jiyeon mengambil album tadi dan membuka cover album tersebut.
Di halaman pertama Jiyeon melihat tulisan tangan Minho,
“No One can replace you, forever….”

Jiyeon tersenyum membaca tulisan itu, dalam hatinya, dia berharap ada fotonya di dalam sana.
Jiyeon meneruskan membuka lembar kedua, dia mengernyitkan dahinya ketika melihat foto Sulli berada di sana.
“Bukankah ini desainer Choi Sulli.” Kata Jiyeon keheranan sendiri
 Jiyeon kemudian membuka lembar yang lain, dan semua berisi foto – foto Sulli.
“Ini seperti foto yang sudah lama, desainer Choi terlihat sangat muda di foto ini.” Gumam Jiyeon lagi
Jiyeon diam dan memikirkan sesuatau
“Darimana Minho Oppa mendapat semua foto ini ? benarkah ini milik Minho Oppa?” Jiyeon bertanya, tepatnya pada dirinya sendiri

*Klek*

Jiyeon mendengar suara pintu kamar mandi di buka, dia segera menaruh album foto tadi ke tempatnya semula dan dia kembali duduk seperti tadi.

Minho keluar dari kamar mandi dan melihat Jiyeon terlihat agak gugup.
“Wae?” Tanya Minho pada Jiyeon
“Ani.” Jawab Jiyeon sambil tersenyum kemudian dia pergi keluar kamar Minho untuk membiarkan Minho ganti baju.

-          Flashback End –

“Maafkan aku Oppa, tapi aku harus melakukan ini.” Kata Jiyeon sambil mengambil korek api dari tasnya dan bersiap menyulut api pada album foto Minho.

Jiyeon hampir membakar album Minho, namun tiba – tiba sebuah tangan menahan tangannya sehingga dia tak dapat menyulutkan api ke album photo itu.

JIyeon menoleh, matanya masih penuh dengan air mata.

“Minho Oppa.” Gumamnya

Minho mengibaskan tangan Jiyeon sehingga korek api tadi mati dan jatuh ke lantai, kemudian Minho megambil album photonya di tangan Jiyeon yang lain.

“Minho Oppa…” Kata Jiyeon sedikit takut

Minho memandang Jiyeon dingin, sangat dingin.

“Jiyeon-sshi, kenapa kau melakukan ini?” Tanya Minho
Jiyeon hanya diam dan memandang Minho dengan pandangan bersalah
“Kau tahu betapa ini berharga untukku ?” Kata Minho lagi
Jiyeon masih diam dan kali ini dia menundukkan wajahnya.

Minho mendengus kesal dan menarik JIyeon untuk keluar dari kamar Minho.


Minho dan Jiyeon saat ini sedang duduk di taman di depan rumah Minho, mereka hanya diam satu sama lain.

“Aku menyayangimu Oppa.” Kata Jiyeon tiba – tiba sambil memandang Minho
Minho melihat Jiyeon, terdapat keraguan dalam tatapan matanya, kemudian Minho kembali menghadap ke depan.

Minho merasa ragu dengan perasaannya sendiri sekarang, di satu sisi dia dulu sangat menginginkan Jiyeon, namun di sisi lain kini ada Sulli dari masa lalunya yang kembali datang.

Tiba – tiba bayang – bayang Sulli datang, Minho mengingat pertama kali ia mulai jatuh cinta pada Sulli saat masih sekolah dasar, dia mengingat bagaimana dulu dia selalu mengikuti Sulli kemanapun, dia mengingat pernikahannya, dan dia juga mengingat pertemuannya di tempat meeting produksi film saat itu. Bayang bayang Sulli datang silih berganti, kenangan bersamanya mengahampiri pikiran Minho seperti film yang diputar perlahan.

Minho memandang Jiyeon sekali lagi dan memantapkan hatinya.

“Terkadang ketika kita mengingat satu kejadian di masa lalu, kita sadar bahwa hal itu sama sekali tak sama dengan apa yang kita kira sebelumnya, ketika ada seorang gadis memasuki kehidupanku, apakah kemudian aku akan jatuh cinta padanya ? atau justru tidak ?” Kata Minho sambil memandang lekat mata Jiyeon.

Jiyeon mulai berkaca – kaca.

“Mungkin itu hanya obsesi yang kekanak – kanakan atau mungkin hanya sepenggal angan – angan saja.” Lanjut Minho, dia memalingkan wajahnya dan menghadap ke depan sekarang

“Cinta itu adalah sentuhan, sentuhan dalam hati kita. Cinta itu adalah perasaan, perasaan untuk dicintai dan mencintai. Cinta itu adalah keinginan, keinginan untuk menjaga dan di jaga. Cinta itu adalah kebebasan. Dan…..Cinta itu bukan kamu, Jiyeon-sshi.” Kata Minho, Minho menoleh pada Jiyeon saat mengucapkan kata terakhir.

Jiyeon menundukkan wajahnya dan tak dapat lagi dia menahan air matanya. Air matanya jatuh bebas di pipi putihnya.

Minho menepuk pundak Jiyeon tiga kali dan dia beranjak dari duduknya untuk masuk ke rumahnya meninggalkan Jiyeon sendiri.

[Fanfiction] My Only One| Chapter 14

Diposting oleh Unknown di 07.57 2 komentar



My Only One
Chapter 14: Mianhe
Author: Minli Minri

Minho sedang memperhatikan Sulli yang sedang bekerja dari balik jendela, tiba – tiba Sulli melihat Minho, Minho menjadi salah tingkah, namun Sulli hanya memandangnya dengan dingin.

Sulli berjalan keluar menemui Minho.
Minho tersenyum aneh melihat Sulli semakin mendekat ke arahnya.

“Annyeong.” Sapa Minho dengan senyum aneh di bibirnya
“APa yang kau lakukan di sini ?” Sulli mengabaikan salam Minho dan bertanya dingin pada Minho
“Aku…aku..” Jawab Minho terbata
“Oppa, bisakah kau meninggalkan kami.” Kata Sulli sarcastic pada Minho
“Wae ?” Tanya Minho tak percaya
“Tolong jangan datang ke dalam hidup Min Ji tiba – tiba, dia sudah terbiasa tanpamu.” Jawab Sulli
“Sulli-yah, mianhe.” Kata Minho lirih, kali ini Minho dan Sulli saling memandang mata ke mata.
“Maafkan aku atas semua salahku selama ini, Sulli-yah. Tapi tolong biarkan aku bersama Min Ji.” Kata Minho memohon
Sulli tersenyum kecut mendengar permintaan maaf Minho
“Apa Kau membenciku Ssul ?” Tanya Minho saat melihat Sulli tak merespon
“AKu tak membencimu Oppa, aku hanya tak ingin merasakan sakit yang sama.” Jawab Sulli
Minho menunduk, dia merasa malu pada Sulli.
“Dulu, menjalani hari – hari denganmu sangatkah menyenangkan, menjalani hari demi hari bersama membuatku lebih dan lebih lagi mencintaimu. Namun semua itu seperti hanya bayangan saat kau tiba – tiba memutuskan untuk berpisah.” Cerita Sulli menngingat masa lalu

Minho menangkat wajahnya dan memandang Sulli dalam – dalam, dia seolah merasakan sakit yang Sulli rasakan.

“Menjadi isteri yang sangat kau cinta adalah hal yang membahagiakan untukku, dulu. Tapi semua bagai mimpi buruk sekarang, aku selalu merasa sakit saat mengingatmu, mengingat masa saat kita masih bersama.” Lanjut Sulli matanya mulai berkaca – kaca

“Mianheyo Sulli-yah.” Ucap Minho

“Aku mencintaimu, sangat sangat mencintaimu, tapi kau mengabaikanku, kau membuangku bersama Min Ji, kau tahu betapa berat hari – hari yang harus aku lewati setelah kau meninggalkanku ? Apa sekali saja kau pernah memikirkanku sesaat setelah kita berpisah ? Aku yakin jawabannya tidak.” Sulli menimpali Minho dengan pernyataan – pernyataan menyakitkan yang selama ini dia pendam sendiri.

Minho memandang Sulli, dia tak dapat berkata apa – apalagi.

“Jadi untuk apa sekarang kau datang dan memohon padaku untuk membiarkanmu bersama Min Ji? Jadi untuk apa sekarang kau datang dan meminta maaf padaku, apa kau rasa ini cukup adil bagiku ataupun Min Ji ?” Kata Sulli lagi

Minho masih terdiam

“Pergilah.” Kata Sulli akhirnya kemudian dia membalikkan tubuhnya dan bersiap untuk pergi meninggalkan Minho

Minho memegang tangan Sulli dan menahan langkahnya.

“sulli-yah, maafkan aku, aku tak tahu sebesar itu luka yang aku ciptakan untukmu. Aku sangat menyesal, jika kau tahu, aku sangat menyesal sekarang.” Kata Minho menjelaskan

Sulli membalikkan tubuhnya menghadap Minho dan menatapnya dengan tatapan tajam.

“pergilah, bukankah kita sudah berakhir sejak lama.” Kata Sulli seraya mengibaskan tangan Minho.

Minho dan Sulli menoleh saat mereka mendengar isakan seorang perempuan di sana.

“JIyeon.” Gumam Sulli

Sulli melihat kea rah Minho.

Jiyeon yang menyadari kalau keberadaannya sudah diketahui oleh Minho dan Sulli memutuskan untuk pergi dari sana.
Jiyeon berlari sekencang yang ia bisa untuk menghindari Minho dan Sulli.

Minho memandang Sulli dan kemudian dia berlari mengejar Jiyeon tanpa memedulikan Sulli.

Sulli hanya dapat melihat kepergian Minho dan menyaksikan punggungnya yang semakin menjauh.

[Fanfiction] My Only One| chapter 13

Diposting oleh Unknown di 07.55 2 komentar


My Only One
Chapter 13: Apa yang salah denganku ? (MINHO )
Author: Minli minri

(Backsong Taeyeon – If )

Sulli berjalan pelan kea rah  Min Ji, Sulli tak pernah melihat Min Ji tersenyum selepas ini dengan orang lain selain dirinya dan Sooyoung, neneknya.
“Pasti itu paman yang selalu ia ceritakan.” Kata Sulli dalam hati
“Min Ji-ah.” Panggil Sulli

Min Ji dan prria itu menoleh melihat Sulli
Mata Sulli membulat seakan tak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini.
“Umma….” Kata Min Ji seraya menghambur ke pelukan Sulli.
“Ini dia paman tampan yang selalu aku ceritakan.” Lanjut Min Ji

Sulli masih terdiam dan memandang tajam kea rah Min Ho.

Minho’s Pov

Min Ji menghampiri Sulli dan memeluk Sulli.
Sulli memandangku tajam, aku tak tahu apa yang harus aku katakan.

“Umma…” Kata Min Ji memecah keheningan, Min Ji memandang Sulli dan memandangku bergantian dengan tatapan tak mengerti.

“Min Ji-ah ayo kita pulang.” Kata Sulli sambil memandangku dingin
“Tapi Umma, itu paman tampan, kau bilang kau ingin bertemu dengannya.” Kata Min Ji pada Sulli
“Sudahlah Min Ji menurut saja pada Umma.” Kata Sulli pada Min Ji.
Sulli mengambil Min Ji ke gendongannya dan meninggalkanku sendiri.
Aku melihat Min Ji sangat kecewa dan tak memalingkan pandangannya dariku, meski mereka sudah cukup jauh.

Aku tak dapat melakukan apa-apa.

“Babo Choi Minho, kau hanya diam dan tak mengatakan apapun!” Kataku mengumpat diriku sendiri.

Sulli’s Pov

Apa yang sedang ia lakukan bersama Min Ji, bagaimana mereka bisa bertemu? Apa dia sebelumnya tahu kalau Min Ji adalah putrinya? Semua pertanyaan itu terbeesit di benakku.

“Umma, kenapa kau bersikap seperti itu pada paman tampan ?” Suara Min Ji memecah lamunanku

Aku menghentikan langkahku dan memandang Min Ji.
Rasanya aku ingin marah padanya, tapi aku tak bisa karena dia tak tahu apa – apa.

“Min Ji, mulai besok kau tak usah menunggu Umma di taman itu lagi dank au tak boleh menemui orang tadi.” Kataku tegas pada Min Ji
“Tapi Umma, kenapa ? Aku ingin bertemu paman tampan tadi.” Protes Min Ji
“Min Ji, Umma tak ingin  kau menjadi anak pembangkag, jadi turutilah apa yang Umma katakan.” Kataku lagi pada Min Ji kemudian aku melanjutkan perjalananku.

Aku tahu Min Ji pasti sedih karena sepertinya Min Ji sangat menyukai Minho, walau bagaimana pun tak dapat dipungkiri, mungkin Min Ji memiliki ikatan bathin dengan Minho karena Minho memang ayahnya.


Minho sedang duduk di balkon kamarnya, pandangannya menerawang jauh entah ke mana, pikirannya tak bisa focus, baynagan Sulli dan Min Ji menhampirinya bergantian.

“Sulli pasti tak akan mengijinkanku bertemu dengan Min Ji lagi.” Kata Minho pada bayangan dirinya yang terpantul dari kaca
“Tatapan sulli begitu dingin, dia tak pernah memandangku dengan tatapan seperti itu sebelumnya.” Kata Minho sekali lagi, kali ini sambil memanyunkan bibirnya
“Minho-yah!” Panggil seorang laki – laki dengan suara berat

Aku menoleh dan betapa terkejutnya diriku saat melihat siapa yang sudah berada di depanku
“Kakek.” Gumamku kemudian menghampiri kakekku dan memeluknya.
“Yah! Kenapa kau melamun seperti tadi ?” Tanya kakek seraya memukul pelan kepalaku.
“Ani, aku tak melamun.” Elakku
“Kenapa kakek ke sini tanpa memberitahuku terlebih dulu ?” Tanyaku heran pada kakek
“Aku hanya ingin bicara padamu.” Pandanagn kakek menjadi lebih serius

Kemudian aku mempersilakan kakek duduk.

“Minho-yah, kau adalah harapan kakek satu – satunya.” Kata kakek seraya memegang tanaganku.
Aku hanya diam karena tak mengerti apa yang sedang kakek bicarakan kali ini.
“Kau tahu, Siwon ayahmu tak pernah bisa mengurus perusaan dengan baik, hanya kau satu – satunya yang aku harapkan, kau punya keampuan Minho-yah.” Kata kakek menjelaskan
“Tapi, aku sama sekali tak ingin berada di dunia bisnis, sama sekali jiwaku tak berada di sana, aku menyukai duniaku sekarang dan aku tak ingin meninggalkannya.” Tolakku

Kakek mendengus pelan. Kakek memang seperti itu, dia selalu membujukku untuk meneruskan perusahaan keluarga, tapi sama sekali aku tak pernah menggubrisnya. Sudah berulang kali aku menolak permintaan kakek, tapi kakek tak pernah menyerah padaku.

“Minho – yah, kau tak bisa selamanya menggantungkan hidupmu pada dunia hiburan, ada saatnya nanti kau harus meninggalkannya dan menjalani hidupmu seperti orang biasa.” Kata kakek

Aku diam dan berusaha mencerna apa yang kakek katakan.

“Suatu saat, kau akan berkeluarga dan memiliki anak, kau tak akan terus menjadi muda Minho-yah! Kau harus tahu itu !” Kata kakek kemudian beranjak pergi meninggalkanku


Minho sedang mengendarai mobilnya tanpa tujuan, perkataan kakeknya tadi malam masih terus terngiang di telinganya, “Suatu saat, kau akan berkeluarga dan memiliki anak, kau tak akan terus menjadi muda Minho-yah! Kau harus tahu itu !”

Minho membelokkan mobilnya dan memutar arah, Minho menegndarai mobilnya dengan sangat kencang.

Minho tiba di sebuah butik yang cukup mewah, dia melihat dari dalam mobilnya dan menata napasnya sebelum dia memutuskan untuk masuk ke dalam butik itu.
Minho hampir membuka pintu mobilnya , tapi tiba – tiba ponselnya berbunyi. *Kring *kring*kring*
Minho melihat layar ponselnya dan melihat nama Jiyeon berkedip-kedip di sana.

“yeoboseo Jiyeon-sshi?” kata Minho setelah mengangkat teleponnya
“Yeoboseo Oppa.” Suara Jiyeon terdengar ceria seperti biasanya.
“Ne, ada apa Jiyeon-sshi ?” Tanya Minho
“Tidak ada apa-apa Oppa, aku hanya ingin bertanya apakah lukamu sudah sembuh ? Lalu apa kau sudah mulai shooting kembali.” Tanya Jiyeon
“Sudah agak baik, tapi belum benar- benar sembuh dan aku juga belum mulai shooting lagi.” Jawab Minho agak malas
“Ah begitu Oppa, lalu sekarang kau ada dimana ?” tanay Jiyeon lagi
“Aku sedang berada di butik nyonya Choi, ada yang harus aku beli.” Kata Minho
“a….apa yang akan kau….” Perkataan jiyeon terpotong oleh Minho
“Sudah dulu ya Jiyeon-sshi, aku ada urusan.” Potong Minho saat melihat Sulli berjalan masuk ke butiknya.

Minho menutup teleponnya dan memandang Sulli, tatapan Minho kali ini benar – benar berbeda dari sebelumnya, tak dapat digambarkan.
Minho membuka pelan pintu mobilnya setelah memastikan Sulli masuk ke dalam butik.
Minho berjalan pelan menuju jendela butik itu, dan dia melihat Sulli sedang sibuk mengarahkan para pegawainya.

Minho’s Pov

“Dia sangat berkarisma ketika sedang bekerja.” Kataku dalam hati
Aku memperhatikan Sulli yang masih sibuk mengarahkan para pegawainya, dan sesekali aku melihat dia menulis sesuatu dalam bukunya.
“Sulli terlihat sangat berbeda ketika sedang bekerja, dati awal aku tahu desain adalah bidangnya, dia sangat mencintai dunia fashion.”
Aku melihat Sulli lebih lekat, aku memperhatikan wajahnya secara detail.
Bibir itu, terlihat lebih merah dari pada dulu, dia sudah memakai make up, sekarang dia pandai berdandan. Rambut Sulli juga sudah panjang, dia berubah menjadi wanita dewasa yang mengagumkan, dia sangatlah cantik.Dia benar -  benar bertambah cantik.
Aku merasa ada yang berdesir saat aku memperhatikannya seperti ini, jantungku berdetak lebih kencang, bahkan aku tak pernah merasakan jantungku berdetak kekencang ini saat aku bersama Jiyeon.
Apa yang salah denganku ?

Aku terhanyut dalam pikiranku sendiri.
Aku masih memperhatikan Sulli dari balik jendela, namun tiba – tiba mata Sulli memandangku.

*DEG* rasanya jantungku hampir berhenti saat mataku dan mata Sulli bertemu.
 

Embun's Heart Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea